BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
MATA
KULIAH DASAR UMUM (MKDU)
Mata
Kuliah Dasar Umum pada dasarnya adalah untuk membantu perkembangan pendidikan
bagi mahasiswa,, agar memperoleh cirri-ciri kepribadian yang diharapkan dari
setiap anggota terpelajar Indonesia, sehingga tidak saja golongan terpelajar
itu mendapat pengetahuan keterampilan, tetapi juga menunjukkan kepribadian yang
khas, sesuai dengan nilai-nilai hokum bangsa sendiri.
Mata
Kuliah Dasar Umum pada Perguruan Tinggi dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian.
Kelompok pertama, meliputi mata kuliah :
1.
Agama
2.
Pancasila
3.
Kewiraan.
Ketiga mata kuliah tersebut
merupakan mata kuliah intra kurikuler yang diwajibkan kepada semua mahasiswa
yang dinilai dan ikut menentukan kenaikan tingkat, jenjang pendidikan dan ujian-ujian.
Kelompok kedua, meliputi mata kuliah
:
1.
Ilmu Sosial Dasar ( ISD)
2.
Ilmu Budaya Dasar (IBD)
3.
Ilmu Alamiah Dasar ( IAD).
Ketiga mata kuliah dasar tersebut
diatas diwujudkan bagi semua mahasiswa dengan ketentuan bahwa mahasiswa bidang
pengetahuan keahlian berada di dalam ruang lingkup perhatian salah satu mata
kuliah dasar tersebut tidak diwajibkan mengikuti mata kuliah yang bersangkutan.
Dikaitkan
dengan system kredit semester (SKS), maka masing-masing mata kuliah yang
merupakan bagian dan mata kuliah dasar umum sekurang-kurangnya diberi 2 (dua)
kredit. Mata Kuliah Dasar Umum sebagai keseluruhan mencapai antara 10% sampai dengan 15% dari keseluruhan
kurikulum sebagai dinyatakan dengan jumlah angka kredit.
Dalam
rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1980 telah diterbitkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0174/0/1983 tentang Penataan Jurusan
pada Fakultas di lingkungan Universitas/Institut Negeri.
1.2.
PENGERTIAN
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD), ILMU SOSIAL DASAR
(ISD), DAN ILMU BUDAYA DASAR (IBD).
IBD
biasanya dibagi atas tiga kelompok. Pertama, seni (sastra, musik, seni rupa,
seni tari, dan berpidato). Sejarah, agama filsafat. Penjelasan lanjut mengenai
beberapa disiplin yang masuk IBD adalah sebagai berikut :
Sejarah
yang diajarkan sebagai disiplin yang menelaah manusia dalam dimensi waktu
dengan mengutamakan telaahnya pada masa lampaunya. Retorika yang terbagi menjadi jenis lisan
yang tertulis acapkali dipandang sebagai
suatu ketrampilan belaka dengan akibat bahwa yang dicapai melalui
retorika tertulis hanyalah materi obyektif atau mekanisme mengungkapkan berdasarkan tata
bahasa melalui komposisi tertulis. Padahal tujuan yang sebenarnya dari retorika
tertulis adalah melatih mahasiswa untuk berlaku berdasarkan logika yang layak.
1.3. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI KOMPONEN
MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU).
Ilmu
Budaya Dasar bukanlah ilmu yang monolit atau ilmu yang tunggal, tapi lebih
tepat disebut sebagai “ilmu gabungan”.
Komponen
yang paling utama dalam membentuk Ilmu Budaya Dasar itu ada empat, ialah : (1)
Filsafat; (2) Teologi; (3) Sejarah; dan (4) Seni.
Dalam
hubungannya dengan maksud untuk mengetahui hakikat “manusia sebagai makhluk yang berbudaya”, filsafat khususnya
filsafat manusia, akan mengarahkan wawasannya terhadap ciri khas nya yang
membedakan dari makhluk yang lain.
Sejarah
juga memberikan andil kepada manusia untuk mengerti siapa dia sebenarnya.
Sejarah akan memperkenalkan manusia lebih banyak dari sisi lahirnya maka seni
akan melengkapi dengan lebih banyak menekankan dari sisi batinnya.
Seni
adalah perwujudan kekaguman dan sekaligus penghargaan manusia terhadap
keindahan dan nilai-nilai yang ditemuinya dalam kehidupannya. Seni dapat pula
dikatakan sebagai bukti keunggulan manusia diantara makhluk-makhluk lain
ciptaan Tuhan. Lewat seni manusia mencari identitas, identitas dirinya dalam
usaha mencari jawab atas pertanyaan : Siapa dia, siapa engkau, dan siapa aku”?
Lewat seni pula manusia akan meraih “the ultimate reality” atau hakikat
kenyataan.
Dengan
memperhatikan ilmu hal tersebut diatas, maka ilmu budaya dasar (IBD) perlu bagi
setiap mahasiswa. Karena itu IBD kemudian dimasukkan ke dalam salah satu Mata
kuliah dasar Umum (MKDU), yang wajib diikuti oleh mahasiswa di perguruan
tinggi. Tujuannnya untuk membentuk manusia yang :
1. Takwa
kepada Tuhan YME, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa
2. Berjiwa
pancasila
3. Memiliki
wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan dalam
meningkatkan kualitas.
1.3. ILMU
BUDAYA DASAR SEBAGAI KOMPONEN MATA KULIAH DASAR
UMUM (MKDU)
Ilmu Budaya Dasar lebih tepat
disebut sebagai “ilmu gabungan”, yang secara bersama-sama atau sendiri-sendiri
dapat dipakai sebagai alat untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, baik dalam kedudukannya sebagai maklhuk
individu , maklhuk sosial atau makhluk ciptaan Tuhan.
Komponen
yang paling utama dalam membentuk Ilmu Budaya Dasar ada 4, yaitu (1) filsafat;
(2) Teologi; (3) Sejarah; dan (4) seni.
Filsafat
yang sering disebut sevagai induk ilmu, merupakan ilmu yang berusaha memberi
jawab atas pertanyaan-pertanyaan yang sangat esensial. Melalui filsafat atau
melalui jawaban-jawaban yang diberikan oleh filsafat, orang akan mengetahui
mengenai hakikat sesuatu yang dipertanyakan tersebut.
Teologi
atau yang sering disebut ilmu agama, akan mengajar banyak kepada kita tentang
manusia, sejarahnya, tujuannya, tugas dan tanggung jawabnya di dunia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan, dan sebagainya. Teologi juga membekali manusia sebagai pelaku
kebudayaan. Teologi juga memperkenalkan kepada manusia tentang nilai-nilai yang
patut didambakan demi kebahagiaan hidupnya, baik hidup di dunia maupun hidup di
akhirat setelah mati kelak. Teologi membekali manusia untuk mendapatkan
kebahagiaan hidup jasmani maupun rohani. Pendek kata hanya teologilah yang
mampu menuntun manusia menjadi “insan kamil” atau manusia yang utuh
(sempurna).sejarah juga memberikan andil kepada manusia untuk mengerti siapa
dia sebenarnya itu. Sejarah menceritakan kepada kita bagaimana orang-orang yang
terdahulu hidup dalam arti yang seluas-luasnya ; tentang adat istiadatnya,
pandangan hidupnya, bahkan asal usulnya. Sejarah akan memperkenalkan manusia lebih
banyak dari sisi lahirnya maka seni akan melengkapi dengan lebih banyak
menekankan dari sisi batinnya. Sebab seni seperti telah kita ketahui, merupakan
perwujudan tanggapan manusia, baik pikiran maupun perasaannya, mengenai hidup
dan kehidupan yang mengelilinginya.
Seni
adalah perwujudan kekaguman dan sekaligus penghargaan manusia terhadap
keindahan dan nilai-nilai yang ditemuinya dalam kehidupannya. Seni dapat pula
dikatakan sebagai bukti keunggulan manusia di antara makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan. Lewat
seni manusia mencari identitas, identitas dirinya dalam usaha mencari jawab
atas pertanyaan : “Siapa dia, siapa engkau, dan siapa aku”? Lewat seni pula
manusia akan meraih “ the ultimate reality “ atau hakikat kenyataan.
Ilmu
Budaya dasar sebagai mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi adalah terjemahan
dari istilah Basic Humanities atau pendidikan humaniora, Humanior dalam bahasa
Latin berarti manusiawi. Humaniora ini menyajikan bahan pendidikan yang
mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih
manusiawi. Sehubungan itu filsuf Indonesia Mardiatmodjo menunjukkan bahwa
menegaskan perlunya humaniora bagi pendidikan berarti menempatkan manusia di
tengah-tengah proses pendidikan.
Adapun
sumbangan humaniora kepada proses pendidikan menurut beliau ada tiga, yang
dengan pengalimatan singkatnya sebagai berikut :
(1) Menyatuderapkan pengembangan
pikiran ( rasio ) dengan hati ( rasa ).
(2) Memperkenalkan kepada anak didik
nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan abadi.
(3) Mengerjasamakan pendidik dengan
anak didik serta teori dengan praktek.
1.4. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Dengan
bantuan Pendidikan Ilmu Budaya Dasar diharapkan lahir sarjana-sarjana yang
tidak professional belaka, melainkan professional yang juga memahami bidang-bidang
lain di luar bidangnya, dan sarjana yang tahu kedudukan dan fungsinya sebagai
makhluk Tuhan yang hidup di tengah-tengah manusia. Sehingga menjadi manusia
yang utuh ; yang tidak hanya mementingkan dirinya, melainkan juga memikirkan
kehidupan sesame ; yang tidak hanya mengutamakan kehidupan jasmani belakang,
melainkan juga memikirkan kehidupan rohani. Mereka nanti diharapkan tidak hanya
akan mencari kebahagiaan hidup di dunia semata, melainkan juga mendambakan
kebahagiaan hidup di akhirat.
Ilmu
Budaya Dasar dapat menyelamatkan kehidupan dirinya, kehidupan bangsanya,dan
kehidupan manusia pada umumnya.
Untuk
menjangkau tujuan tersebut, maka Ilmu Budaya Dasar (IBD) diharapkan dapat :
a) Mengusahakan penajaman kepekaan
mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka akan lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan
profesi mereka.
b) Memberi kesempatan pada mahasiswa
untuk dapat memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya,
serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang
menyangkut kedua hal tersebut.
c) Mengusahakan agar pada mahasiswa,
sebagai calon pemimpin bangsa dan negara, serta ahli dalam bidang disiplin
masing-masing, tidak jauh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengotakan
disiplin yang ketat.
d) Mengusahakan wahana komunikasi
para akademisi kita agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan
memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan dapat lebih lancar
berkomunikasi.
Sesuai
dengan materi yang disajikan dalam buku ini, maka tujuan Ilmu Budaya dasar
secara keseluruhan ialah :
1. Agar
mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang Ilmu Budaya Dasar .
2. Agar
mahasiswa mengetahui dan memahami arti kasih sayang, kemesraan dan pemujaan.
3. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui
arti keindahan.
4. Agar mahasiswa memahami dam mengerti arti
penderitaan.
5. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami
arti keadilan kehidupan manusia.
6. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui
arti pandangan hidup.
7.
Agar mahasiswa memahami dan mengetahui arti tanggung jawab bagi
kehidupan manusia.
8.
Agar mahasiswa dapat mengetahui
tentang seluk beluk kegelisahan hubungannya dengan kehidupan manusia.
9 Agar mahasiswa mengetahui seluk-beluk
harapan dalam kehidupan manusia.
Dapatlah diperinci secara singkat bahwa tujuan Ilmu Budaya
Dasar (IBD) ialah :
1.
Agar lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya,
serta lebih bertanggung jawab
terhadap masalah
- masalah
tersebut.
2. Menyadarkan
mahasiswa terhadaap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati serta simapti pada
nilai-nilai lain yang hidup pada masyarakat.
3. Mengembangkan daya kritis terhadap
persoalan kemanusiaan dan daya kebudayaan.
4.
Menambah kemampuan mahasiswa untuk menanggapi
masalah nilai-nilai budaya dalam
masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat
oleh disiplin mereka
5.
Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
6. Agar
dapat memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya Dharma pendidikan.
5. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI ILMU
KEMANUSIAAN.
Ilmu
Budaya Dasar bukanlah ilmu yang monolit yang sudah merupakan “body of
knowledge” (tubuh keilmuan), karena sasaran ilmu ini adalah masalah-masalah
manusia dan budayanya, mencakup filsafat, teologi, sejarah, seni dan
cabang-cabangnya, termasuk seni sastra, senimusik, seni lukis dan sebagainya.
Ilmu Budaya Dasar lebih tepat kiranya jika di pandang sebagai suatu system pendekatan
yang memanfaatkan ilmu-ilmu tersebut dalam usaha memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk berbudaya.
Ilmu
Budaya Dasar yang kita kenal ini, di luar negeri terutama di negara – negara
Barat di kenal dengan istilah “humaniora”, yang merupakan istilah lain dari
“the humanities”. Istilah itu berasal dari bahasa Latin “humanus” artinya
kurang lebih semakna dengan istilah bahasa Indonesia manusiawi, berbudaya, dan
halus.
Istilah
Ilmu Budaya Dasar yang kita kenal sekarang ini, sebetulnya merupakan terjemahan
atau alih bahasa dari “Basic Humanities”. Yang pertama kali menggunakan istilah
itu dan sekaligus memrakarsai dimasukkannya ilmu tersebut ke dalam kurikulum
pendidikan kita adalah Prof.Dr. Harsya. W. Bachtiar.
BAB
II
LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN HUMANIORA
2.1.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan
= cultuur (bahasa Belanda) = culture (bahasa Inggris) berasal dari perkataan
Latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan,
terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti
culture sebagai “segala daya dan aktivitet manusia untuk mengolah dan mengubah
alam”.
Dilihat
dari sudut bahasa Indonesia ,
kebudayaan berasal dari bahasa Sansekreta “Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari
buddhi yang berarti budi atau akal.
Kebudayaan
adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Untuk lebih jelas,dapat dirinci sebagai berikut :
1.Bahwa
kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia. Karena
itu meliputi :
a. Kebudayaan material (bersifat
jasmaniah) yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, misalnya : alat-alat perlengkapan
hidup.
b. Kebudayaan non material (bersifat
rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya :
religi, bahasa, ilmu pengetahuan.
2.
Bahwa kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan
hanya mungkin di peroleh dengan cara belajar.
3.
Bahwa kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa
masyarakat akan sukarlah bagi manusia untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya
tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia baik secara individual maupun
masyarakat, dapat mempertahankan kehidupannya.
4.
Jadi kebudayaan itu adalah kebudayaan manusia. Dan hampir semua tindakan
manusia adalah kebudayaan, karena yang tidak perlu dibiasakan dengan cara
belajar, misalnya tindakan atas dasar naluri (instink), gerak reflek.
Sehubungan dengan itu kita perlu mengetahui perbedaan tingkah laku manusia
dengan makhluk lainnya, khususnya hewan.
2.2.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA
Di
sisi lain akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai
kapan pun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa
dan rasa pada manusia sebagai buah akal budinya terus melaju tanpa hentinya
berusaha menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi hajat hidupnya ; baik yang
bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut
kebudayaan. Jadi kebudayaan hakikatnya tidak lain adalah segala sesuatu yang
dihasilkan oleh akal budi manusia.
2.3. BUDAYA,ALAM DAN MANUSIA
Budaya
selalu menawarkan ketegangan-ketegangan tertentu dalam kehidupan manusia. Tanpa
adanya ketegangan ini semua manusia tak akan mengalami kemajuan bahkan budaya
yang telah dimilikinya dapat mundur. Dalam menghadapi tantangan alam manusia
bersikap lain dengan hewan. Jika hewa memergoki sungai, ia bersikap ragu-ragu,
untuk kemudian berjalan kian kemari mencari tempat yang paling mudah untuk di
seberanginya. Adapun manusia meskipun mula-mula juga berbuat demikian, kahirnya
membuat jembatan untuk dapat mengatasi halangan sungai itu.
Faktor-faktor pendorong lahirnya budaya.
Budaya
atau kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia dengan budhinya berupa
segenap sumber jiwa, yakni cipta, rasa dan karsa. Adapun kultur berasal dari
kata Latin colere, yang dapat berarti mengolah tanah, menggarap sesuatu,
menanam, memelihara, menghuni, menghormati, menyucikan. Alam digarap menjadi
berbagai alat kerja manusia ; ini budaya yang bertujuan manfaat. Tetapi alam
dapat juga ditelah oleh budi manusia dan digali dasar-dasarnya yang dalam di
sini budaya yang tujuannya memperoleh pengetahuan. Di samping dua faktor itu
(manfaat dan pengetahuan) budaya dapat diusahakan demi keindahan dan permainan,
juga demi nilai-nilai dari realitas yang dikandung olehnya.
2.4. MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK PENGEMBAN NILAI-NILAI MORAL
Dimuka
telah dijelaskan bahwa adanya akal dan budi pada manusia, telah menyebabkan
adanya perbedaan cara dan pola hidup diantara keduanya. Oleh karena akal dan
budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang berdimesi ganda :
yakni kehidupan yang bersifat material dan kehidupan yang bersifat spiritual.
Manusia dimanapun dia berada dan apapun kedudukannya selalu berpengharapan dan
berusaha merasakan nikmatnya kedua jenis kehidupan tersebut.
Akal
dan budi sangat berperan dalam usaha menciptakan kedua jenis kehidupan itu.
Untuk menciptakan kebahagiaan hidup jasmani, manusia dengan akal dan budinya
selalu berusaha menciptakan benda –benda baru sesuai dengan yang dihajatkan.
Karena selama manusia hidup selalu mempunyai keinginan atau kebutuhan, maka
selama itu pula akan terus bermunculan benda-benda baru. Dengan kata lain
manusia dengan akal dan budinya serta aktivitasnya sangat besar peranannya
dalam mewujudkan dan sekaligus mengembangkan kebudayaan. Kebudayaan manusia
akan berkembang kian kompleks, terutama karena pengaruh kebudayaan sesamanya
yang lebih maju.
Di
tengah-tengah kehidupan, sifat kebersamaan haru lebih menonjol. Di samping itu
faktor kemanusiaan pasti menduduki tempat yang utama. Ukuran tindakan manusia
sebagai bagian dari masyarakat secara keseluruhan, bukan berapa besar tindakan
itu menguntungkan dirinya, melainkan berapa jauh tindakan itu menguntungkan
serta menyempurnakan kemanusiaan masyarakat lain disekitarnya. Akal dan budi
menampakkan dirinya sebagai pencipta kebahagiaan yang bersifat spiritual. Ia
menuntun atau mengarahkan manusia kepada tindakan atau perbuatan yang sesuai
dengan nilai moral.
2.5. MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK TERMULIA
Banyak
bukti dapat ditunjukkan sebagai tanda kemuliaan atau keistimewaan manusia
diantara makhluk-makhluk lain ciptaan-Nya, misalnya :
1. Semua unsure alam, termasuk makhluk-makhluk lain, dapat dikuasai
manusia dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.
2. Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain dan
menghindarkannya dari kepunahan.
3. Manusia mampu mengusahakan agar apa yang ada di ala mini tidak saling
meniadakan
4. Manusia mampu mengubah apa yang ada di ala mini yang secara alamiah
tidak bermanfaat menjadi bermanfaat ; baik bagi keperluan hidup manusia
sendiri, maupun kehidupan pada umumnya.
5.
Manusia memiliki kreativitas oleh karenanya mampu menciptakan benda-benda yang
diperlukan dengan bentuk dan model menurut keinginannya.
6. Manusia memiliki rasa indah dan karenanya mampu menciptakan
benda-benda seni yang dapat menambah kenikmatan hidup rohaninya.
7. Manusia memiliki alat untuk berkomunikasi dengan sesamanya yang
disebut bahasa, yang memungkinkan mereka dapat saling bertukar informasi demi
kesempurnaan hidup bersama.
8. Manusia memiliki saran pengatur kehidupan bersama yang disebut sopan
santun atau tata susila, yang memungkinkan terciptanya suasana kehidupan
bersama yang tertib dan saling menghargai.
9. Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka
makin berkembang dan makin sempurna.
10. Manusia memiliki pegangan hidup antar sesame demi kesejahteraan
hidupnya di dunia selain itu juga mengatur “pergaulannya” dengan Sang Pencipta
demi kebahagiaan hidupnya di akhirat kelak.
2.6. BUDAYA
SEBAGAI SARANA KEMAJUAN DAN SEBAGAI ANCAMAN BAGI MANUSIA
Filsuf
Hegel dalam abad ke -19 membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan
dirinya sendiri. Dalam berbudaya manusia tak menerima begitu saja apa yang
disediakan oleh alam, tetapi mengubahnya dan mengembangkannya ke tingkat lebih
lanjut.Dengan berbuat demikian itu terjadi jurang antara manusia dengan dirinya
yang dialami. Itulah yang dimaksud dengan keterlepasan atau keterasingan dan
sebagai akibatnya terjadilah aneka ketegangan yang terus menerus mendorong
kemajuan budaya itu.
Dalam
pengalaman sejarah umat manusia, dikenal pula gejala kelelahan budaya. Manusia
mendambakan kehidupan primitive yang penuh dengan ritus, adat, hiasan, dan magi
yang serba menarik. Orang jemu dengan budaya yang serba melelahkan ini dan
ingin nikmat secara alami. Padahal bangsa primitive pun memiliki budaya, akan
tetapi tak begitu rumit dan melelahkan manusia. Kadang kadang orang mengira
bahwa semakin maju budayanya, semakin banyak dosa yang diperbuat, sebaliknya
budaya itu semakin primitive, semakin suci.
Bahwa
didalam alam maupun budaya tersembunyilah, bahasa, ditulis pula oleh tokoh
reformasi, Calvin, demikian: manusia dalam menelaah alam dan budaya melihat
didalamnya unsur dosa juga. Sambil hidup di dalam budaya manusia mengambil
jarak dari budaya tersebut; inilah yang dalam bahas jerman disebut :
“Innerweltliche Askese” (bertapa dalam dunia). Dengan demikian seorang calvinis
yang mengenal dan menjalani askese tak menarik diri dari alam dunia. Calvin
sendiri masih mengakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia tetapi harus cukup sederhana
saja penanganannya.
BAB
III
MANUSIA DAN HAKIKATNYA
3.1.HAKIKAT
CINTA KASIH
Cinta boleh jadi
merupakan suatu istilah yang sulit untuk dibatasi secara jelas. Secara
sederhana cinta bisa dikatakan sebagai paduan rasa simpati antara dua makhluk.
Rasa simpati ini tidak hanya berkembang antara pria dan wanita, akan tetapi
bisa juga di antara pria dengan pria atau wanita dengan wanita. Cinta memang
sangat erat terpaut dengan kehidupan manusia. Padahal cinta bisa diibaratkan
sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya. Sampai sekarang orang
ini banyak orang beranggapan bahwa cinta itutidak lebih dari sekedar perasaan
menyenangkan yang untuk mengalaminya orang harus terjatuh kedalamnya.
Sebagai suatu
seni cinta memerlukan pengetahuan dan latihan. Dan sebagaimana lazimnya
mempelajari suatu seni, maka dibutuhkan pengetahuan teoritik terlebih dahulu
sebelum kita menguasai prakteknya. Cinta adalah suatu kegiatan, dan bukan
merupakan pengaruh yang pasif. Secara demikian bisa pula dikatakan bahwa salah
satu esensi dari cinta adalah adanya kreatifitas dalam diri seseorang.
3.2.CINTA KASIH DALAM PELBAGAI DIMENSI
Hidup kita akan
lebih terasa indah, bahagia dan mengesankan apabila kita telah mampu memahami
berbagai perhatian orang lain. Kasih sayang, adalah sesuatu yang indah, suci
dan didambakan oleh setiap orang. Sebagaimana cinta, kasih sayang tidak akan
lahir tanpa orang yang melahirkannya. Dengan kata lain, seseorang tidak akan
memperoleh kasih sayang apabila tidak ada orang lain yang memberi.
Kasih sayang,
adalah satu kondisi yang merupakan pertumbuhan lebih lanjut dari cinta. Dalam
kasih sayang masing-masing dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,
saling percaya, saling pengertian, dan saling terbuka, sehingga keduanya
seakan-akan merupakan satu kesatuan yang bulat utuh. Meskipun demikian satu hal
juga patut untuk dipertimbangkan, bahwa sebelum kita berkehendak memberikan
kasih sayang kepada orang lain, sudah barang tentu kita harus mampu terlebih
dahulu memberikan kasih sayang itu kepada diri kita sendiri secara wajar.
3.3.KASIH SAYANG
Kasih sayang
dialami oleh setiap manusia, karena kasih sayang merupakan bagian hidup
manusia. Sejak lahir anak telah mengenal kasih sayang, meskipun ada pula
kelahiran anak tidak diharapkan, namun hal itu termasuk kekecualian. Kasih
sayang yang berlebihan cecnderung merupakan pemanjaan. Pemanjaan anak berakibat
kurang baik, karena umunya anak yang dimanjakan menjadi anak yang sombong,
pemboros, tidak shaleh, dan tidak menghormati orang tua.
3.4.KEMESRAAN
Kemesraan berasal
dari kata dasar “mesra”, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan
ialah hubungan akrab baik antara pria-wanita yang sedang dimabuk asmara maupun
yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih
yang telah mendalam. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat
menimbulkan daya kreatifitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan
berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Dalam lukisan
seni budaya itu mengandung nilai-nilai kehidupan, moral pelakunya, kebobrokan
sosial, ketidakadilan, dan sebagainya. Semua itu wajib dikaji para cendikia
agar dirinya tidak terkungkung dalam bidangnya.
3.5.PEMUJAAN
Pemujaan terhadap
Tuhan pada hakiatnya merupakan manifestasi cinta kepada Tuhan.Cinta
membangkitan daya kretifitas.Pengertian kreatifitasadalah
mencipta,menemukan,berkarya,mencari bentuk-bentuk yang dapat mewujudkan
hubungan yang misterius.dalam mencari bentuk-bentuk ini pemujaan dapat
berupa:sembahyang sebagai media berkomunikasi membangun membangun tempat
beribadah yang sebaik dan seindah mungkin,mencipta lagu,puisi,novel,film,dan
sebagainya.
3.6.BELAS
KASIHAN
Belas kasihan
terhadap sesama pada hakikatnya adalah cinta kasih terhadap sesama,yang berarti
menjalankan ajaran agama.bahwa kita wajib mencintai sesama,berarti orang itu
berbudi.Berbudi perbuatan yang di puji oleh ALLAH SWT.
Cara orang
menumpahkan rasa belas kasihan bermacam-macam,sesai dengan siapa yang di belas
kasihi dan bergantung pada situasi dan kondisi.Belas kasihan dapat menimbulkan
daya kreatifitas,yang berarti orang dapat berbuat,
berkarya,mencipta,mencari,menemukan dan lain-lain.Dalam seni budaya belas
kasihan dapat berupa bermacam-macam bentuk seni:seni sura,seni puisi,seni
sastra,dan lain-lain.
3.7.MANUSIA DAN CINTA KASIH
“Hidup tanpa cinta itu kosong”.Cinta amat penting dalam
kehidupan manusia.belumlah sempurna hidup seseorang itu jika dalam hidupnya
tidak pernah di hampiri atau di hinggapi perasaan cinta.
Dalam cinta kasih atau cinta sejati tidak ada kehendak
untuk memiliki,apalagi menguasai.Yang ada hanyalah rasa solidaritas,rasa
senasib dan sepenanggungan dengan yang kita cintai dan tumbuh secara wajar
serta bersifat sukarela.
Maka cinta kasih itu akan meliputi seluruh dunia,tanpa
melihat suku bangsa,warna kulit,agama dan sebagainya;dan tidak mengenal batas
waktu.Cinta kasih bersifat abadi,karena ia bergantung kepada sesuatu yang ada
dan melekat pada sesuatu yang di cintai.
Cinta kasih tidak mengenal iri,cemburu,persaingan dan
sebangsanya.Yang ad adlah perasaan yang sama dengan perasaan yang ada pada
orang yang di cintainya,mengapa?karena dirinya adalah diri kita.
BAB IV
MANUSIA DAN KEINDAHAN
4.1.PENGERTIAN
KEINDAHAN
Keindahan berasal
dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Keindahan
tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Keindahan adalah identik denagan
kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tak indah. Keindahan juga
bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan
tempat, selera mode, kedarahan atau lokal.
Sejak abad ke-18
pun pengertian keindahan ini telah di gumuli para filsuf. Keindahan dalam arti
luas mengandung ide kebaikan, watak, hukum, pikiran, pendapat dan sebagainya. Keindahan dalam arti estetik
disebutnya “symetria”, jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi:
keindahan seni, alam, moral, intelektual. Keindahan dalam arti estetik murni
mencakup pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu
yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas berupa keindahan bentuk dan
warna.
4.2.MAKNA KEINDAHAN
Menjawab
pertanyaan sekitar apa itu keindahan, boleh jadi merupakan pekerjaan yang
sulit. Kesulitan semacam itu memang bisa dimengerti oleh karena sampai sekarang
ini bisa kita temukan berbagai batasan atau pengertian tentang keindahan yang
celakanya, berbeda satu sama lain.
Secara demikian,
upaya memperoleh pengertian yang jernih tentang keindahan tidak bisa hanya
bertumpu pada definisi-definisi yang bersifat perorangan, kendatipun
dikemukakan oleh filsuf sekalipun. Keindahan itu merangsang timbulnya rasa
senang tanpa pamrih daalm diri subyek yang melihatnya, serta bertumpu pada
ciri-ciri dari obyek yang sesuai dengan rasa senang itu sendiri.
4.3.RENUNGAN
Renungan berasal
dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau
memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Setiap
kegiatan untuk merenungkan atau mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah
dimiliki dapat disebut berfilsafat. Penalaran adalah proses berpikir yang logik
dan analitik. Berpikir merupakan kegiatan untuk menyusunpengetahuan yang benar.
Penalaran
merupakan kegiatan berpikir yang juga menyandarkan diri kepada suatu analisis.
Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu,
sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak langsung.
Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan atau penciptaan
keindahan didasarkan atas tiga macam teori, ialah teori pengungkapan, teori
metafisika, dan teori psikologis.
4.4.KESERASIAN
Keserasian
berasal dari kata serasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok
sesuai atau kena mengandung unsur pengetian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan
yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat,
bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu
hal. Kualita yang paling sering disebut ialah kesatuan (unity), keselarasan
(harmony), kesetungkupan (symetri), keseimbangan (balance), dan
perlawanan/pertentangan (contrast).
Keserasian tidak
ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara
warna, bentuk dan ukuran. Atau keserasian merupakan pertentangan antara nada
tinggi-rendah, keras-lembut, dan panjang-pendek
4.5.KEHALUSAN
Kehalusan berasal
dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik, (budi
bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau
keadaban. Halus bagi manusia itu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap halus.
Sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Halus itu berarti suatu
sikap manusia dalam pergaaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam
masyrakat luas.
Sikap halus atau
lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama.
Sikap halus juga dimiliki orang yang bersikap rendah hati. Karena orang yang
bersikap rendah hati orang yang halus tutur bahasanya, sopan tingkah lakunya,
tidak sombong, tidak membedakan pangkat dan derajat dalam pergaulan.
4.6.MANUSIA DAN KEINDAHAN
Akal
dan budimerupakan kekayaan manusia tidak dimiliki oleh makhluk lain.Oleh akal
dan budi dan manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu
berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari
sumber yang berbeda.Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan
merohani,maka kehendak atau keinginan manusia itu pun bersifat demikian.
Kodrat
manusia selalu mendambakan sesuatu yang baik,yang dapat menyempurnakan
kemanusiaanya.Akal dan budi sesungguhnya selalu mengajak kepada manusia kearah
perbuatan yang baik,indah dan yang benar.Manusia yang tidak senang akan
kebaikan,keindahan dan kebenaran serta tidak berusaha menciptakanya,orang itu
sudah kehilangan predikat manusia lagi.
BAB V
MANUSIA DAN PENDERITAAN
5.1.PENDERITAAN
Penderitaan
berasal dari kata derita.Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan.Yang termasuk penderitaan itu ialah kelu
kesah,kesengsaraan,kelaparan,kekenyagan,kepanasan,dan lain-lain.
Berbagai kasus
penderitaan terdapat dalam kehidupan.Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai
dengan liku-liku kehidupan manusia.Dalam kehidupan ,penderitaan manusia telah
menjadi salah satu gagasan atau tema
karya filsafat atau karya seni sepanjang zaman.
Dalam
dunia modern seperti sekarang ini,hasil teknologi modern merata di segala
penjuru,tetapi penderitaan yang dialami manusia sekarang juga tidak kalah
hebatnya dibandingkan dengan penderitaan yang dialami oleh nenek moyang kita
atau manusia sebelum perang.
Perkembangan
dan penyebaran hasil teknologi modern menyebabkan berita penderitaan meluas
dengan cepat lewat berbagai media
massa.Jelas bagi kita,bahwa penderitaan
merupakan bagian terpenting dan menarik perhatian media massa dimana pun.Hal
itu disebabkan karena penderitaan merupakan bagian dari kehidupan manusia.
5.2.PENDERITAAN SEBUAH
FENOMEN UNIVERSAL
Penderitaan
tidal mengenal ruang dan waktu.Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya
dialami oleh manusia di zaman sekarang,dimana kebutuhan dan tuntutan hidup
semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbulkan penderitan bagi
yang tidak mampu memenuhinya.
Sebagai
fenomen universal,penderitaan tidak mengenal perbedaan manusia.Artinya
penderitaan itu bisa dialami oleh siapa saja,bahkan rasul atau nabi sekalipun.Begitu
universalnya fenomen penderitaan tidak mengherankan kalau banyak seniman atau
filsafat yang mengangkat masalah penderitaan dalam karya seni ataupun ajaran-ajaran
filsafatnya.
5.3.PENDERITAAN SEBAGAI
ANAK PENGUASAAN
Manusia
sebagai faktor utama penyebab utama penderitaan memang sudah disadari sejak
dahulu.Penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan dari ulah manusia
yang lainnya.Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada
dasarnya merupakan anak pengusaan,dan jarang sebagai anak kebebasan.
Penderitaan
manusia ,sebagai buah dari praktek
pengusaan,tidak lepas pula dari pengamatan para satrawan,bahkan pada seniman
pada umumnya.Sebagai manusia yang punya daya pengamatan dan getar rasa yang
lebih lembut dan sublim,dengan sendirinya mereka dapat mewakili kelompoknya
dalam menyuarakan fenomen penderitaan.
5.4.SIKSAAN
Siksaan
itu berupa penyakit,siksaan hati,siksaan badan oleh orang lain,dan sebagainya.
Siksaan manusia ini teryata menimbulkan
kreativitas baik bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang
menyaksikan baik langsung maupun tidak langsung.Hal itu terbukti dengan
banyaknya tulisan baik berupa berita,cerpen maupun novel yang mengisahkan
siksaan orang.Bahkan siksaan itu banyak pula yang difilmkan.
Dengan
membaca hasil seni berupa siksaan kita akan dapat mengambul hikmahnya.Karena
kita dapat menilai arti manusia,harga diri,kejujuran,kesabaran,dan
ketakwaan,tetapi juga hati yang telah dikuasai nafsu syaitan,kesadisan,tidak
mengenal perikemanusiaan,dan sebagainya.
5.5.RASA SAKIT
Rasa
sakit atau penyakit tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehati-hari.Menderita
sakit tak dapat direncanakan,kalau datang datang juga,manusia hanya dapat
berikhtiar menyembuhkan atau sekurang-kurangnya mengurangi rasa sakit.
Rasa
sakit atau sakit dalam pengalaman hIdup sehari-hari,ada tiga macam :sakit
hati,sakit syaraf dan sakit jiwa,dan sakit fisik.Sakit hati bermacam-macam pula jenis dan
sifatnya.Sakit hati dapat menyebabkan orang berfikir terus,yang akibatnya dapat
menjadikan pendrita sakit fisik.
Rasa
sakit juga banyak hikmahnya,antara lain dapat mendekatkan diri penderita kepada
Tuhan,dapat menimbulkan rasa kasihan terhadap penderita dapat membuka rasa
keprihatinan manusia,rasa sosial,dermawan,dan sebagainya.
Tiap
rasa sakit atau penyakit ada obatnya.Hanya tergantung kepada penderita atau
keluarga penderita,apakah ada usaha atau tidak.Bagi yang berusaha
sungguh-sungguh dengan disertai dengan mendekatkan diri kepada Tuhan dan pasrah
kepadanya,maka Tuhan akan mengambulkan do’a dan usahanya.
5.6.NERAKA
Antara
neraka,siksaan,rasa sakit dan penderitaan terdapat hubungan dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.Empat hal tersebutmerupakan rangkaian sebab-akibat.
Manusia masuk neraka karena dosa.Oleh
karena itu,bila kita berbicara tentang
dosa berarti juga berkaitan tentang kesalahan.
Dalam
kehidupan sehari-hari,manusian tak lepas dari kesalahan.Kesalahan itu disengaja
atau tidak,tetap salah dan mendapat hukuman.Hukuman tersebut sesuai dengan
kesalahan yang diperbuat.Siapa yang menghukum tergantung pada kesalahan
tersebut.
5.7.MANUSIA DAN
PENDERITAAN
Penderitaan berasala dari dalam dan dari luar diri
manusia,atau disebut dengan faktor internal dan daktor eksternal.Dalam diri
manusia itu ada cipta,rasa dan karsa.Karsa adalah sumber yang menjadi pengrak
segala aktifitas manusia.Cipta adalah ralisasi dari adanya rasa dan karsa.Baik
karsa maupun rasa selalu ing in
dipuaskan.Karena selalu ingin dilayani,sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi
tuntutannya.Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya atau dIharapkan
manusia akan merasa senang,merasa bahagia.
Rasa
kurang mengakibtkan munculnya,wujud penderitaan bahkan lebih dari itu,yaitu
rasa takut.Rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak
lain.Orang merasa kurang kaya,kurang tinggi pangkatnya,karena orng itu melihat
dan merasa ada orang yang lebih kaya atau lebih tinggi pangkatnya dari dirinya.
Rasa
itu dapat diobati dengan cara menumbuhkan kesadaran terhadap adanya keadaan
yang berlawanan dengan yang dijadikan perbandingan.Jika orang tersebut merasa
bahwa ada orang yang lebih kaya,maka orang itu harus yakin bahwa ada orang yang
lebih miskin dari pada dirinya.
BAB VI
KEMANUSIAAN DAN KEADILAN
6.1.KEADILAN
Keadilan
adalah pengakuan pelakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.Jika kita
mengakui hak hidup kita,maka sebaliknya kita wajib mempertahankan hak hidup
dengan berkeja keras tanpa merugikan orang lain.Hal ini disebabkan karena oran
lain mempunyai hak hidup seperti kita.Jadi keadilan terletak pada keseimbangan
atau keharmonisan antara menuntut hak,dan menjalankan kehidupan.
Berdasarakan
kesadaran etis,kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan
kewajiban.Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban,maka
sikap dan tindakan kita akan mengarah kepada pemerasan dan perbudakan orang
lain.Sbaliknya pula,jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut
hak,maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain.
6.2.KEADILAN DAN
KETIDAKADILAN
Menurut
Burhan M.Magenda ada dua sumber penyebab komitmen masyarakat kita yang begitu
tinggi terhadap asas keadilan.Sumber yang pertama,adalah tradisi kultural dari
semua kebudayaan dan pemerintahan yang tradisional di Indonesia.Konsep keadilan
yang tradisional itu boleh dikatakan bersifat normatif.Misalnya bagi raja konsep keadilan tersebut bisa jadi
akan mengurangi legitiminasi dari penguasa yang bersangkutan.Jadi apa bila
terjadi pelanggaran maka ada kesempatan
bagi rakyat biasa untuk menolak keabsahan rajanya.
Sumber
kedua dari komitmen masyarakat kita terhadap keadilan adalah pengalaman-pengalaman
rakyat selama revolusi kemerdekaan dengan segala akibatnya.Sudah sejak zaman
kependudukan Jepang timbul kesadaran
baru bahwa orang Belanda,yang semula dianggap kuat dan takterkalahkan,ternyata
bisa dihancurkan.
Oleh karena itulah dengan adanya
sikap Jepang yang merendahakan golongan bangsawan pribumi menyebabkan meluasnya
ide tentang keadilan sosial secara nyata.
Namun satu kenyataan menunjukkan bahwa masih ada
keseragaman dalam persepsi,implementasi ataupun upaya pemenuhannya.Dan keseragaman
itulah kadang memunculkan ketidakadilan.
Ketidakadilan
dalam masyarakat seringkali tidak
dibiarkan begitu saja masyarat yang bersangkutan.Kendatipun begitu banyak teoti
membuktikan kalau ketidakadilan
merupakan akibat logis dari suatu sistem
yang berlaku,baik ekonomi,sosial ataupun politik,dalam suatu masyarakat
akan tetapi adanya praktek ketidakadilan sering ditolak oleh anggota masyarakat
yang merasakannya.
6.3.KEJUJURAN
Jujur
berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
agama dan hukum.Jujur juga berarti menepati janji atau menepati
kesanggupan,baik yang telah terlahir kata-kata maupun yang masih di dalam
hati(niat).
Pada
hakikaknya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang
tinggi,kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban,serta rasa takut
terhadap kesalahan atau dosa.
Berbagai macam hal yang menyebabkan
orang tidak berbuat jujur ,mungkin karena pengaruh lingkungan,sosial
ekonomi,terpaksa ingin populer,karena sopan santun dan untuk mendidik.Untuk mempertahankan
kejujuran,berbagai cara dan sikap perlu dipupuk.Namun,demi sopan santun dan
pendidikan,orang diperbolehkan berkata tidak jujur sampai pada batas-batas yang
dapat dibenarkan.
6.4. KECURANGAN
Curang
atau kecurangan artinya apa yang dikatakan tidak sesuai dengan hati
nuraninya.Atau ,orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan
maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha.
Kecurangan
menyebabkan manusia menjadi serakah,tamak,ingin
menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai
orang yang paling hebat,paling kaya,dan senang bila masyarakat disekelilingnya
hidup menderita.
Bermacam-macam sebab menyebabkan
orang melakukan kecurangan.Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam
sekitarnya,ada empat aspek yakni aspek eonomi,aspek kebudayaan,aspek peradapan
dan aspek teknik.Apabila keempat aspek terebut dirasakan secara
wajar,makasegalanya akan berjalan sesuai dengan norma_norma moral dan norma
hukum.Akan tetapi apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa
tamak,iri.dengki,maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma
tersebut,dan terjadilah kecurangan.
6.5. PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama
baik adalah nama yang tidak tercela.Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap
baik.Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga di sekitarnya
adalah suatu kebanggan batin yang tidak ternilai harganya.
Tingkah
laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakikatnya sesuai dengan
kodrat manusia,yaitu :
1) Manusia menurut sifat dasarnya adalah
makhluk moral.
2) Ada aturan-aturan yang berdiri
sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai
pelaku moral tersebut.
Untuk memulih nama baik,manusia harus
bertobat atau meminta maaf.Tobat dan mintamaaf tidak hanya dibibir,melainkan
harus bertingkah laku yang sopan,ramah,berbuat budi darma hidup yang perlu
ditolong dengan penuh kasih sayang,tampa pamrih ;takwa kepada Tuhan,dan
mempunyai sikap rela,tawakkal jujur,dan budi luhur selalu dipupuk.
6.6. PEMBALASAN
Pembalasan
adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain.Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang
serupa,perbuatan yang seimbang,tingakah laku yang seimbang.
Pembalasan disebabkan oleh adanya
pergaulan .Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang
bersahabat.Sebaliknya,pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang
tidak bersahabat juga
6.7. MANUSIA DAN KEADILAN
Pastilah masalah
keadilan sosial akan terus dicari dan diperjuangkan manusia sampai
kapanpun;sebab masalah keadilan hakikatnya adalah masalah “kemanusiaan”.
Bukan sekedar menyangkut,melainkan
justru asasi kemanusiaan.Keadilan menentukan harkat dan martabat manusia,sebab
masalah keadilan selalu berhubungan dengan masalah hak.
Masing-masing
orang tentu berbeda cara memandang keadilan,karena dipengaruhi oleh kepentingan
masing-masing.Sehingga tindakan seseorang dianggap sudah adil,namun oleh orang
lain justru tindakan itu tidak adil.
Oleh WJS Poerwadarmita dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia mengartikan kata adil dengan tidak berat sebelah atau
tidak memihak.Dengan demikian tidaklah terlalu meleset jauh apabila keadilan
kita artikan dengan keseimbagan antara hak dan kewajiban
BAB VII
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
7.1.CITA-CITA
Cita-cita itu perasaan hati yang
merupakan suatu keinginan yang ada dalamhati.cita-cita sering kali di artikan
sebagai angan-angan,keinginan,kemauan,niat,atau harapan.cita-cita itu penting
bagi manusia,karena adanya cita-cita menandakan adanya kedinamikaan manusia.
Kadang
cita-cita diartikan sebagai angan-angan hal ini terjadi pada yang masih
bersekolah di TK atau SD atau bahkan sebelum sekolah.bila orang tuanya bertanya,pasti
ia menjawab dengan tegas ,seperti “ingin jadi polisi” atau “ingin jadi ABRI”
atau ‘PENERBANG” hal ini di sebabkan polisi,ABRI, selalu tampak gagah dan tegap
di matanya.sedangkan penerbang kelihatan hebat saat kapal terbang melintas di
udara.setela anak tumbuh dewasa,bertambah pengetahuan dab pengalaman,maka berubahlah angan-angan
anak itu atau tetapi mungkin juga tidak.
Ada
tiga kategori keadaan hati seseorang,keras,lunak dan lemah.orang yang berhati
keras,tak akan berhenti berusaha ketika cita-citanya belum tercapai.Ia tidak
menghiraukan rintangan,tantangan dan segala kesulitan yang di hadapinya.Orang
yang berhati keras biasanya mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
Orang
yang berhati lunak dalam usaha menggapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi.namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu.Karena
itu,biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
Orang
berhati lemah,mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi.bila mengalami
kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan
7.2.KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau
perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan
moral,perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika.kita sebagai
manusia berbuat baik,karena menurut kodratnya manusia itu baik,makhluk
bermoral.Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Untuk melihat apa itu kebajikan,kita
harus melihat dari tiga segi,yaitu:manusia sebagai pribadi,manusia sebagai anggota masyarakat,dan manusia sebagai
makhluk Tuhan.
Manusia sebagai pribadi dapat hal
yang baik dan yang buruk.dan yang menentukan baik dan buruk itu adalah suara
hati.Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik
atau tidak.Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri.Suara hati
sebenarnya telah memilih yang baik,namun sering kali manusia tidak mau
mendengarkanya.
Demikian pula suara hati
masyarakat,yang menentukan baik dan buruk adalah suara hatu masyarakat.suara
hati manusia adalah baik,tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap
baik.Sebagai anggota masyarakat,manusia tidak dapat membebaskan diri dari
kemasyarakatan.
Sebagai makhluk Tuhan,manusia pun
harus mendengarkan suara hati Tuhan.Suara hati Tuhan selalu membisikan agar manusia selalu berbuat baik dan
mengelakkan perbuatan yang tidak baik.Jadi untuk mengukur perbuatan
baik-buruk,harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan.Yang
berbentuk hukum tuhan dan hukum agama.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan
yang Selaras dengan suara hati kita,suara hati masyarakat dan hukum Tuhan.
Namun ada pula kebajikan semu,yaitu
kejahatan yang berselubung kebajikan.Kebajikan semu ini sangat berbahaya,karena
pelakunya orang-orang munafik,yang bermaksud mencari keuntungan buat dirinya
sendiri.
7.3.SIKAP HIDUP
Sikap hidup ialah keadaan hati
dalam menghadapi hidup ini.Apakh kita mempunyai
sikap yang positif atau negatif? Apakah kita mempunyai sikap optimis
atau pesimis? Ataukah kita mempunyai sikap yang apatis?Setiap manusia memiliki
sikap yang berbeda-beda.Sikap dapat di bentuk sesuai dengan kemauan yang
membentuknya.pembentukan sikap ini melalui pendidikan.dalam kita hidup sebagai
makhluk sosialterdapat beberapa sikap etis dan nonetis.Sikap etis berarti sikap
positif,sedangkan sikap non etis adalah sikap negatif.
7.4.MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Akal dan budi sebagai milik
manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu sendiri.Sebab
akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan di bandingkan makhluk
lain.Satu di antara diantara keunggulan manusia tersebut adalah pandangan
hidup.Di satu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah,Di pihak lain manusia
menyadari bahwa kehidupanya lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan di
luar dirinya.Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupanya itu lain bila
dibandibgkan dengan kehidupan makhluk yang lainnya.Sadar pula bahwa di balik
kehidupan ini ada kehidupan lain yang di yakini lebih abadi.Lebih yakin lagi
bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.Disana
manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukanya selama hidup di
dunia.Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh
perhitungan,maka manusia akan selalu mencari “sesuatu” yang dapat menuntunya ke
arah kebaikan dan menjauhkanya dari keburukan.
Akhirnya manusia menemukan apa
yang di sebut “sesuatu” dan “kekuatan” diluar dirinya,ternyata keduanya adalah
“agama” dan “Tuhan”.Antara Tuhan dan agama tidak dapat dipisahkan.karena
keduanya adalah satu.Keduanya amat di butuhkan oleh manusia karena yakin
keduanya akan dapat menyelamatkan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
Dengan demikian bahwa pandangan
hidup merupakan masalah yang
asasi.Sayaangya tidak semua manusia memahami dan menyadarinya,sehingga banyak
orang yang memeluk agama suatu agama semata-mata atas dasar keturunan.Akibatnya
banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinya;atau
sering di kenal dengan agama KTP.Padahal urusan agama adalah urusan akal,seperti
dikatakan oleh Nabi Muhammad saw dalam
salah satu haditsnya “Agama adalah akal,tidak ada agama bagi orang-orang yang
tidsk berakal”.
Maksud Nabi Muhammad saw tersebut
adalah agar manusia dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan
pertimbangan akalnya,dan bukan semata-mata karena asas keturunan.Hal ini di
tegaskan dalam firman ALLAH SWT surat Al-Baqarah,ayat 236 yang artinya:”tidak
ada paksaan untuk memasuki suatu agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan
(agama) yang benar dan jalan (agama) yang salah.”Dalam firman tersebut tersirat
bahwa begitu ALLAH menghargai akan akal manusia,kita sebagai makhluk ciptaaNYA
haruslah pula mengerti akan guna akal yang telah di karuniakaNYa kepada kita
secara luas,untuk dapat membedakan yang baik dan yang buruk serta yang benar
dan yang salah serta pula yang halal dan yang haram.
BAB VIII
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
8.1.PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatanya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibanya.Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung
jawab.Disebut demikian karena manusia,selain merupakan makhluk individual dan
makhuk sosial,juga merupakan makhluk ciptaan tuhan.Manusia memiliki tuntutan
yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan
dalam konteks sosial,individual maupun teologis.
8.2.MACAM TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab dia bagi atas:
A.Tanggung
jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah
keluarga.Keluarga adalah suami-istri,ayah-ibu,dan anak-anak,dan juga
orang-orang lain yang menjadi keluarga.tiap anggota keluarga wajib bertanggung
jawab kepada keluarganya.Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarganya.Tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan,keselamatan,pendidikan dan kehidupan.
B.Tanggung
jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula,bahwa manusia
adalah makhluk sosial.Manusia merupakan anggota masyarakat.Karena
itu,berpikir,bertingkah laku,berbicara,dan sebagainya manusia terikat oleh
masyarakat.Wajarlah apabila tingkah laku dan perbuatanya harus di pertanggung
jawabkanya kepada masyarakat.
C.Tanggung
jawab kepada bangsa/negara
Satu
kenyataan lagi,bahwa tiap manusia adalah warga negara suatu negara.Dalam
berpikir,berbuat,bertindak,dan bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma
atau aturan-aturan yang di buat ole negara.manusia tidak dapat berbuat semaunya
sendiri,bila perbuatanya itu salah,maka ia harus bertanggung jawab kepada
negara dengan segala konsekuensinya
D.Tanggung
jawab kepada tuhan
Manusia ada ada tidak dengan
sendirinya,tetapi makhluk yang di ciptakan Tuhan.sebagai hamba Tuhan,manusia
harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang salah,yang di sebut juga
dosa.Manusia hidup dalam perjuangan,begitu firman ALLAH.Tetapi jika manusia
tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya,maka segala akibatnya harus
dipikul sendiri,penderitaan akibat kelalaianya adalah tanggung jawabnya.Meskipun
manusia menutupi perbuatanya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan
kondisi dan kemampuanya,misalnya dengan hartanya,kekuasaanya,dan kekuatanya
(ancaman),namun manusia tidak dapat
lepas dari tanggung jawabnya kepada TUHAN.
8.3.PENGABDIAN
Pengabdian adalah perbuatan baik
yang berupa pikiran,pendapat,ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan yang
di lakukan dengan ikhlas.Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggung
jawab.
A.Pengabdian
kepada keluarga
Hidup berkeluarga di dasarkan atas
cinta dan kasih sayang.Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan
pengorbanan.Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian,bila ada kasih sayang tidak
di sertai pengabdian,Berarti kasih sayang itu palsu atau semu.Pengabdian kepada
keluarga dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak.Istri kepada suami
ddan anak-anaknya,atau anak-anak kepad orang tuanya.
B.Pengabdian
kepada masyarakat
Manusia adalah anggota masyarakat.Ia
tidak dapat hidup tanpa orang lain,karena tiap-tiap orang saling
membutuhkan.Bila seseorang yang hidupdi masyarakat tidak mau memasyarakatkan
diri dan selain mengasingkan diri,maka apa bila mempunyai kesulitan yang luar
biasa,ia akan di diamkan dan di kucilkan ole masyarakat,cepat atau lambat ia
akan menyadari dan menyerah kepada masyarakat lingkunganya.Oleh karena itu,demi
kelangsungan hidup bermasyarakat,anggota masyarakat harus mau mengabdikan diri
kepada masyarakat.ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat.Oleh
karena nama baik tempat ia tinggal,membawa nama baiknya pula.Bila remaja
masyarakat kampungnya terkenal “berandal” suka berkelahi,mengganggu orang,atau
merampas hak orang lain,maka bagaimanapun ia akan merasa malu.
C.Pengabdian
kepada negara
Manusia pada hakikatnya adalah
bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara.Karena itu seorang
warga negara harus mencintai bangsa dan negaranya.mencintai dalam hal ini
biasanya di wujdkan dalam bentuk pengabdian.Tidak ada arti cinta tanpa
pengabdian.
D.Pengabdian
kepada Tuhan
Manusia tidak ada dengan
sendirinya,tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan.Sebagai ciptaan Tuhan manusia
wajib mengabdi kepada Tuhan.Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya
kepada Tuhan,dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
8.4.KESADARAN
Kesadaran adalah keinsyafan akan
perbuatanya.lebih jalasnya lagi kesadaran itu adalah hati yang telah terbuka
tentang apa yang telah di kerjakanya.Kesadaran moral amat penting untuk di
perhatikan orang,karena pelanggaran moral dapat berakibat merusakkan nama.Oleh
sebab itu kesadaran moral perlu di jaga oleh setiap individu.Hal ini tidak
berarti bahwa kesadaran lain tidak penting.Justru pada umumnya orang sadar akan
perbuatanya,tetapi tidak di sadari,apakah perbuatan itu melanggar norma-norma.
8.5.PENGORBANAN
Pengorbanan berasal dari kata
korban,artinya memberikan secara
ikhlas,harta,benda,waktu,tenaga,pikiran,bahkan,mungkin nyawa,demi cintanya atau
ikatanya dengan sesuatu atau demi kesetiaan dan kebenaran.pengorbanan merupakan
akibat dari pengabdian.Pengorbanan dapat berupa harta
benda,pikiran,perasaan,bahkan dapat juga berupa jiwanya.Pengorbanan di serahkan
secara ikhlas tanpa pamrih,tanpa ada perjanjian,tanpa ada transaksi,kapan saja
di perlukan.
A.pengorbanan
kepada keluarga
Dasar hidup berkeluarga adalah kasih
sayang.kasih sayang memerlukan pengorbanan.Tanpa pengorbanan tidak ada kasih
sayang atau tidak ada cinta.
B.Pengorbanan
kepada masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial,karena
manusia tidak dapat hidup sendiri dan saling membuthkan.sebagai makhluk
sosial,manusia merasa terikat dengan masyarakatnya.Karena itu,demi pengabdianya
kepada masyarakat ia tidak bebas dari pengorbanan.
C.pengorbanan
kepada bangsa dan negara
Semua orang pasti menjadi anggota
atau warga dari suatu bangsa atau negara dan mempunyai kewajiban antara lain
membela negara.Pembelaan itulah yang di sebut pengorbanan.
D.pengorbanan
karena kebenaran
Ada peribahasa “berani karena
benar,takut karena salah”.Demi kebenaran orang tidak takut menghadapi
apapun.Perang kemerdekaan itu pada hakikatnya adalah perang untuk membela
kebenaran.Menurut kodratnya,manusia mempunyai hak hidup, dan hak kemerdekaan
hidup.Oleh karena itu penjajahan di atas muka bumi bertentangan dengan kodrat
alam.Dalam membela kebenaran ini biasanya banyak korban berjatuhan.
E.pengorbanan
kepada agama
Berkorban kepada agama berarti juga berkorban demi
cintanya kepada ALLAH.Hal ini terjadi karena adanya manusia bukan dengan
sendirinya,tetapi adanya karena di ciptakaan ALLAH.Karena itu wajiblah manusia
untuk berkorban demi cintanya kepada agama dan penciptanya.Agama pada
hakikatnya adalah kebenaran,karena itu dalam berkorban demi agama atau
kebenaran,manusia tidak sayng kepada harta,tenaga,waktu,bahkan nyawanya pun
rela di korbankan.
8.6.MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Manusia sering di sebut sebagai makhluk yang
bebas:artinya bebas menentukan dirinya sendiri.Akal dan budi telah menenmpatkan
manusia dalam kedudukan yang “membahagiakan”.Di pihak lain akal budi memberikan
beban bagi manusia,yang berupa tanggung jawab akan perbuatannya.sesuai dengan
kedudukanya sebagaai makhluk individu,makhluk sosial,dan makhluk ciptaan ALLAH
AWT,tanggung jawab manusian di bedakan atas tanggung jawab terhadap diri
sendiri,tanggung jawab terhadap masyarakat dan tanggung jawab terhadap ALLAH
SWT.
Bab IX
Manusia dan Kegelisahan
9.1.PENGERTIAAN
KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata
“gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu
khawatir,tidat dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti),cemas dan
sebagainya. Kegelisahan aartinya perasaan gelisah,khawatir,cemas atau takut dan
jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa
manusia yang gelisah itu di hantui rasa khawatir atau takut.
Alasan mendasar mengapa manusia
gelisah ialah karena manusia memiliki hati dan perasaan. Bentuk kegelisahannya berupa
keterasingan,kesepian,dan ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini silih
berganti dengan kebahagian, kegembiraan dalam kehidupan manusia. Perasaan
seseorang yang sedang gelisah, ialah hatinya tidak tentram, merasa khawatir,
cemas, takut, jijik dan sebagainya.
Perasaan cemas menurut Sigmund
Freud ada tiga macam, yaitu :
1)
Kecemasan
obyektif, kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan, seperti anak yang
belum pulang, orang tua yang sakit keras.
2)
Kecemasan
neurotttik (saraf). Hal ini timbul akibat pengamatan tentang bahaya dari
naluri. Contohnya dalam penyesuaian diri dengan lingkungan, rasa takut yang
irasional semacam fobia, rasa gugup.
3)
Kecemasan
moral. Hal ini muncul dari emosi diri sendiri seperti perasaan iri, dengki,
dendam, hasud, maraah, rendah diri.
Sebab-sebab orang gelisah
Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takutkehilangan
hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari liar
maupun dari dalam.
Contoh :
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya
banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah.
Usaha-usaha mengatasi kegelisahan
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita
sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat
berpikir tenang,dan segala kessulitan dapat kita atasi.
Contoh :
Bila ada orang mengancam dengan senjata tajam atau pistol sekalipun, dan
kita tenang menghadapi, tentu orang yang mengarahkan senjata ke diri kita
mungkin akan gentar, dan akhirnya mengurungkan niatnya.
2.
KEGELISAHAN APA DAN MENGAPA ?
Secara lentur, kegelisahan bias
dikatakan sebagai rasa tidak tentram, rasa selalu khawatir, rasa tidak sabar,
cemas dan semacamnya.Yang jelas , kegelisahan berkaitan dengan rasa yang
berkembang dalam diri manusia.
Sebagai fenomena universal , artinya
mampu mendera manusia yang mana pun juga , kegelisahan bias muncul lantaran
factor penyebab yang berbeda-beda. Seniman memandang alam berbeda dengan
pandangan seorang yang bukan seniman. Kadang-kadang satu hal yang sepele
menurut orang biasa, tetapi lewat garapan imajinasi seorang seniman sesuatu
tadi menjadi lebih bearti. Namun demikian satu hal tidak bisa dipungkiri bahwa
setiap seniman adalah seorang pencari yang tak pernah ketemu, atau seperti
seorang pejalan yang tak pernah sempat.
3. KETERASINGAN
Keterasingan
berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata
asing sendiri, tidak di kenal orang, sehingga kata terasing bearti, tersisihkan
dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil.
Terasing atau keterasingan adalah
bagian hidup manusia.Sebentar atau lama orang pernah menglami hidup dalam
keterasingan , sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
Contoh:
Oleh jaksa penuntut umum Tahir bin
jarot dianggap keturunan penjahat. Sekarang menjadi penjahat, karena dalam
darahnya mengalir darah penjahat. Ia sangat berbahaya karena itu harus dibuang
ke Nusa Kambangan selama 7 tahun . Disana ia mengalami keterasingan.
Sebab-sebab Keterasingan
Sebab hidup keterasingan itu bersumber
pada :
1)
Perbuatan
yang tidak dapat di terima masyarakat.Perbuatan itu anatra lain : mencuri, bersikap
angkuh, sombong, atau kaku.
2)
Sikap
rendah diri
Sikap rendah diri menurut Alex Gunur
adalah sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya selalu atau
tidak berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu di hadapan
orang lain, sehingga merasa dirinya lebih rendah dari orang lain. Sikap ini
juga di sebut sikap minder.
Usaha-usaha untuk mengatasi keterasingan
Untuk mengatasi keterasingan
ini perlu kesadaran yang tinggi. Orang yang bersikap disadarkan, karena apa
yang mereka lakukan dianggapnya sudah benar semua.Lain hal nya dengan orang
yang rendah diri. Orang mempunyai sikap seperti itu biasanya sadar akan
kekurangannya.
4)
KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi,
artinya sunyi, lengan,tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak
tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa,dan sbagainya.Kesepuan adalah
keadaan sepi atau hal sepi.
Contoh :
1)
Setelah
anaknya yang telah menikah itu berumah sendiri, ibu hadi merasa sepi.
2)
Setelah
tembakan gencar itu berenti, tampak jalan-jalan sepi. Orang-orang takut keluar,
bahkan suara deru mobil pun tidak kedengaran.
Sebab-sebab
terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian.
Frustasi pun dapat mengakibatkan kesepian. Yang bersangkutan tidak mau di
ganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya.
Ia lebih senang hidup sendiri.
Contoh :
1)
Pangeran
ssidharta, putra raja kapilawasatu, meninggalkan istana, tempat kemewahan,
keramaian, dan keindahan. Karena frustasi menyaksikan kontradikasi keadaan
istana dengan keadaan di luar istana yang penuh penderitaa, maka ia
meninggalkan istana pergi ke hutan ke tempat yang sunyi, mencari hakekat hidup.
5)KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian berasal dari kata
tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang
dipikirkan tidak searah, kemana tujuannya tidak jelas.itu semua adalah akibat
pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan oleh
berbagai sebab, yang pikirannya kacau.
Sebab-sebab
terjadinya ketidakpastian
1)
Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose jiwa,
yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya
tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh
penderita. Misalnya : selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
a) Seorang kepala bagian suatu instansi
karena kurang mampu bekerja selain mempunyai ingatan ada pihak yang ingin
menjatuhkannya.
2)
Phobie
Ialah rasa ketakutan yang tak
terkendalikan, tidak normal, kepada suatu hal atau kejadian, tanpa diketahui
sebab-sebab nya.
Contoh :
a) Orang yang takut kepada tempat yang tinggi. Secara
tidak disengaja, jalan naik tak terasa, sampai atas, ia ketakutan luar biasa
(Acrophobie).
3)
Kompulsi
Ialah adanya keragu-raguan yang
sangat mengenai apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak
disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali
(neurose)
Contoh :
a)
Keinginan
untuk mengambil barang orang (mencuri)
4)
Histeria
Ialah neurosia jiwa yang
disebabkan oleh tekanan mental,kekecewaan, pengalaman yang menekan, kelemahan
syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
Contoh :
a)
Neneng
seorang gadis yang cukup manis.pada suatu hari ia melihat pacarnya
bberjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah di kenalnya. Rasa
cemburu berkecamuk di hatinya, dan setibanya di rumah dia berteriak histeris.
5)
Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak
beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal
sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Delusi ini ada tiga
macam, yakni :
a)
Delusi
persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek disekitarnya.
b)
Delusi
keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar
c)
Delusi
melancholis : merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa.
6)
Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa
rangsangan pancaindra, seperti para prewangan (medium) dapat di golongkan pada
pengalaman halusinasi.
7)
Keadaan
emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang
sangat berpengaruh oleh emosinya.Ia sampai pada keseluruhan pribadinya :
gangguaan pada nafsu makan, pussing-pusing, muka mmeraah, nadi
Bab
X
Manusia dan Harapan
1.
PENGERTIAN HARAPAN
Harapan berasal dari kata
harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi. Yang mempunyai harapan atau
keinginan itu hati. Putus harapan bearti putus asa. Lima
macam kebutuhan itu merupakan lima
harapan manusia.Lima macam harapan itu ialah :
a)
Harapan
untuk memperoleh kelangssungan hidup (survival)
b)
Harapan
untuk mmemperoleh keamanan (safety)
c)
Harapan
untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (beloving aand
love)
d)
Harapan
memperoleh status atau untuk diterima atau diakui lingkungan.
e)
Harapan
untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actualization )
2.
HARAPAN SEBUAH FENOMEN NASIONAL
Harapan, dalam satu dan lain hal,
bisa disebut sebagai Fenomen yang universal sifatnya. Artinya, harapan adalah
sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia di mana pun juga.
Khusus mengenai kebutuhan
individu dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut :
1.
Kebutuhan
organik individu :
a)
Kebutuhan
organik individu bernilai posiif
a)
makan
dan minum
b)
istirahat
dan tidur
c)
sex
d)
keseimbangan
suhu
e)
buang
hajat
f)
bernafas
b) Kebutuhan organik individu bernilai negatif
a) makan dan minum tidak lezat
b)
istirahat dan tidur terganggu
c)
kegagalan sex
d)
ketidakseimbangan suhu
e) kesulitan buang
hajat
f)
bernafas sesak
2.
Kebutuhan
psikologi individu :
a)
pengendoran
ketegangan dan bersantai
b)
kemesraan
dan cinta
c)
kepuasan
alturistik : kesempatan berbuat baik
d)
kepuasan
ego
e)
kehormatan
f)
kepuasan
dan kebanggaan mencapai tujuan
3. KEPERCAYAAN
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau menyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atu keyakinan akan
kebenaran.
Beberapa kepercayaan dan
usaha meningkatkannya
Dasar kepercayaan
adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Karena itu, sesuai dengan
contoh-contoh di depan, maka kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1)
Kepercayaan
pada diri sendiri
2)
Kepercayaan
kepada orang lain
3)
Kepercayaan
kepada pemerintah
4)
Kepercayaan
kepada Tuhan
4. MANUSIA
DAN HARAPAN
Kita ingat akan ibarat demikian,
“Manusia tanpa cita-cita ibarat sudah mati sebelum ajal”. Artinya orang yang
tidak suka atau tidak mempunyai cita-cita atau harapan itu tak ubahnya dengan
orang yang sudah mati.
Dalam hubungannya dengan
pendidikan moral, untuk mewujudkan “harapan” itu sebagai berikut :
1)
Harapan
seperti apa yang baik
2)
Bagaimana
caranya mencapai harapan itu
3)
Bagaimana
bila harapan itu tidak tercapai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar